Senin, 01 November 2010

MANAJEMEN CINTA

Manajemen Cinta

Pergumulan pembahasan tentang cinta telah melibatkan banyak orang dari filosof sampai manusia biasa yang merasakan getaran cinta dalam kehidupan. Defenisi demi defenisi terlahir dari renungan, pemikiran yang tertuang dalam pembahasan tentang cinta.

Ada yang menikmati dan mendapatkan anugrah cinta melahirkan banyak karya. Ka’bah sebagai bukti cinta Nabi Ibrahim atas titah Allah swt. Taj Mahal sebagai bukti sebuah cinta kepada istri tercinta. Dan sederat mahakarya cinta dalam balutan aksara seperti ungkapan Jalaluddin Rumi yang mengatakan bahwa “Dunia itu beku tanpa cinta”. Namun tidak sedikit yang tersakiti dan mendapatkan sisi lain dari cinta, kisah tragis Hitler yang membunuh diri sendiri bersama istri kala Nazi menderita kekalahan. Dalam tulisan sebelumnya Kecelakaan cinta banyak yang menderita dan berbuat di luar dahsyatnya anugrah cinta.

Ketika kita berhadapan dengan cinta yang terkadang menampakkan wajah perbedaan mencolok dan bertolak belakang. Barangkali kita membutuhkan sebuah ilmu dan seni yang bernama manajemen cinta. Peter F Ducker sebagai pakar manajemen memberikan dua kredo manajemen pertama efektif dan efisien. Efektif bersangkutan dengan melakukan yang baik. Sedangkan efisien melakukan dengan baik. Untuk mendapatkan anugrah dan menikmati cinta kerangka efektif dan efisien menjadi dasar untuk mencintai dan dicintai.

Efektif dalam cinta adalah bentuk perbuatan, dorongan, keinginan yang berdasarkan kebaikan. Ketika seorang ibu memberikan air susu untuk anaknya adalah sebuah bentuk kekuatan efektivitas cinta yang bersinergi dengan efisiensi cinta. Maka tumbuh berkembanglah anak menjadi kebanggaan orangtua.

Ketika sinergi dan efektif dan efisiensi cinta bersumber dari akronim AIDA dan dijabarkan dalam pendekatan SMART. Gabungan inilah yang melahirkan cinta menjadi sebuah episode tak terlupakan dalam rentang sejarah cinta diulas dan diceritan dan didokumentasikan.

Allah sebagai pusat cinta. Seperti gerakan alam semesta yang teratur. Ketika bulan bergerak mengelilingi bumi ia ikut bergerak bersama bumi mengelilingi matahari. Matahari juga bergerak mengelilingi pusat galaksi. Ketika pergerakan cinta bergerak dalam satu tumpuan maka ia akan menjadi sebuah orkestra indah yang saling kuat menguatkan. Ketika salah satu lepas dari titik orbit pergerakan maka menciptakan kehancuran.

Ketika perginya orang yang dicintai dan meletakkan titik pusat cinta pada orang yang dicintai, maka terjadilah kehilangan orbit. Tidak jarang terjadi penghancuran hidup yang melibatkan banyak orang dan juga benda.

Ibadah sebagai perlakuan cinta. Ketika kita menempatkan orbit cinta berpusat pada Allah, maka semua bergerak dalam bentuk totalitas gerak bernama ibadah. Ketika mencintai seseorang maka gerak cinta akan menyatu dalam gerakan orbit yang sama. Sering terjadinya bentrokan cinta dan terciptanya prahara dan bencana cinta disebabkan oleh titik orbit yang berbeda. Seperti gerakan proton dan neutron dalam mengelilingi inti atom, ketika proton dan neutron tidak bergerak seirama dalam titik atom maka terciptalah tabrakan yang melahirkan ledakan.

Dosa sebagai pengigat cinta. Dalam gerak cinta yang berpusat pada orbit cinta dan bergerak dalam semesta ibadah ia akan memberikan sebuah peringatan. Terkadang dalam gerak cinta terjadi sebuah kelalain dan kealpaan. Sebelum terjadi kerusakan lebih besar akibat kealpaan kelalaian terdapat sebuah mekanisme bernama dosa.

Pengingat ini bernama rasa bersalah dan malu ketika berbuat tidak semestinya dalam mencintai. Ketika tetap melakukan kelalaian maka ada sebuah bayang-bayang yang terus mengikuti. Bayang-bayang tersebut akan mengikuti dan menimbulkan keresahan yang berakibat habisnya energi untuk menghilangkan bayang-bayang. Ketika kita berjanji dengan seorang dan tidak menepati maka terciptalah rasa bersalah.

Akhlaq sebagai karakter cinta. Akhlak adalah bentuk perwudujan dari cinta yang bergerak dari dalam keluar. Akhlak menjadi kekuatan gravitasi yang mampu menjaga gerak dalam totalitas ibadah yang saling bersinergi menciptakan dorongan, karya dan prestasi.

Gerakan dari dalam keluar ini mewujudkan kekuatan untuk mendorong kekuatan cinta yang melahirkan perbuatan kebaikan dan melakukannya dengan cara dan metode yang baik.

Mewujudkan sinergi manajemen cinta dalam langgam efektif dan efisien cinta perlu menelisik rentangan cinta yang bergerak dalam hidup kita. Hal ini diperlukan untuk menyusun bagaimana kita mencintai dan membalas cinta dari orang yang dekat dalam sejarah kehidupan kita. Pendekatan ini berdasarkan akronim SMART yang dijabarkan dengan beberapa pertanyaan.

Siapakah yang kita cintai dan mencintai kita? Inilah pertanyaan pertama. Jawaban ini membutuhkan kejujuran dalam menuliskan orang yang kita cintai dan mencintai kita. Dimulai dari ayah, ibu, anak, adik, suami, istri, sabahat yang mesti kita tuliskan nama dan posisinya dalam cinta kita. Pada kolom pertama kita membuat nama-nama yang kita cintai dan mencintai kita. Kemudian pada kolom selanjutnya menuliskan posisi dalam cinta kita.

Mengapakah kita dicintai dan mencintai mereka? Ketika telah menyelesaikan orang yang kita cinta dan mencintai kita. Maka selanjutnya adalah menemukan dorongan dari masing-masing nama dan status dalam cinta kita. Mengenali ini membutuhkan kesabaran untuk memilah berbagai alasan, motif. Kita akan bertemu dengan daftar nama orang yang pernah menyakitkan hati dan perasaan dalam sejarah cinta kita. Hal ini memberikan data dan fakta bawah apakah cinta kita bertumpu pada kerangka AIDA atau tidak. Ketika bertumpu pada kerangka AIDA, kita akan menerima sinyal pengingat dan menjaga akhlak dan bersama untuk menggapai kebaikan dalam mengorbit bersama kepada Allah sebagai pusat cinta.

Aktualkah bentuk cinta kita kepada meraka? Pertanyaan ini mengarahkan kepada tingkat perhatian kita terhadap orang yang kita cintai dan mencintai kita. Sebuah cinta membutuhkan sebuah perlambangan, simbol dan ungkapan. Ketika kita melihat nama guru kita waktu Sekolah Dasar, maka pernahkah kita memberikan ungkapan terima kasih sebagai bentuk mengaktualkan cinta. Dengan kesabaran dan dedikasi guru kita mengenal aksara dan angka.

Banyak bentuk untuk mengaktualkan bentuk cinta kita pada orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Ada yang cukup dengan bersilaturrahmi bertatap muka, atau hanya sebuah sms penguat jiwa. Ada dengan hadiah yang mengena untuk moment terbaik, seperti hari ulang tahun, hari jadi pernikahan.

Mengaktualkan bentuk cinta menuntut pendekatan berbeda untuk orang yang berbeda. Hal ini mengikuti kemampuan dan juga kemauan. Ada berbentuk ungkapan sederhana sampai berbentuk kartu ucapan mahal dalam sebuah acara besar.

Review manfaat cinta mereka? Melakukan review cinta orang-orang yang mencintai kita adalah untuk menjadikan kita kuat dan tabah dalam menghadapi banyak permasalahan. Kita ingat bagaimana kasih sayang ibu yang membesarkan dari mulai janin sampai dewasa. Bagaimana ayah yang mencarikan nafkah dan memberikan perlindungan untuk keluarga. Bagaimana seorang guru yang membukan cakrawala dan dunia di hadapan kita. Bagaimana alam memberikan cinta terhadap kita dengan keindahan yang mempesona, kebutuhan yang tercukupi, keinginan yang terwujud dan cita-cita tergapai dari berbagai manfaat cinta orang yang mencintai kita.

Dengan merasakan manfaat cinta dari yang mencintai kita hidup akan terasa indah dan bertabur anugrah berkelimpahan.

Terimalah cinta mereka dengan AIDA. Terimalah semua bentuk cinta dengan menjadikan sebuah kerangka mengorbitkan cinta kita kepada Allah Swt dalam gerak ibadah. Di peringati dengan kerusakan akibat kelalaian dan kealpaan berbentuk dosa. Maka kita akan tetap menjaga gravitasi cinta yang saling bersinergi dalam kebaikan dan memberikan cinta dengan cara kebaikan. Supaya tidak terjadi kecelakaan cinta dan bencana cinta dalam kehidupan kita.

Semoga bermanfaat....tuk rekan2 koe smua

Kamis, 22 Juli 2010

Dari Anas ra. dari Nabi SAW. bersabda: ”Tiga perkara yang apabila terdapat pada diri seseorang, niscaya ia akan merasakan manisnya iman, yaitu: Hendaknya Allah dan rasul-Nya lebih dicintainya daripada yang lain. Hendaklah bila ia mencintai seseorang semata-mata karena Allah. Hendaklah ia benci untuk kembali kepada kekafiran sebagaimana ia benci kalau akan dicampakkan ke dalam api neraka.” (HR. Bukhari)

Penjelasan
Nabi SAW. menjelaskan bahwa ada tiga hal yang apabila diamalkan oleh seseorang maka ia akan merasakan manisnya iman. Manis disini menunjukkan arti nikmat, senang, suka terhadap iman. Apabila seseorang merasa nikmat terhadap sesuatu maka ia tidak akan rela apabila sesuatu itu lepas dan hilang dari dirinya, apalagi kenikmatan itu adalah kenikmatan iman, suatu anugerah terbesar yang seharusnya kita syukuri dan harus benar-benar dipertahankan sampai akhir hayat kita. Jika kita berhasil mempertahankan iman sampai ajal menjemput, maka demi Allah, surga telah menanti kita. Tiga hal yang dapat menimbulkan manisnya iman tersebut adalah;

1. Mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi kecintaan terhadap yang lain
Mencintai Allah dan rasul-Nya harus kita tempatkan pada urutan teratas dari daftar siapa yang kita cintai. Mencintai Allah dan rasul-Nya berarti kita bertaqwa dengan sebenar-benarnya taqwa kepada Allah, menuntut ilmu yang berkenaan dengan sunnah Rasulullah SAW. dan mengamalkannya. Kepentingan Allah dan rasul-Nya harus kita jadikan prioritas utama dibandingkan dengan urusan lain.
Orang yang mencintai Allah dan rasul-Nya melebihi kecintaan lainnya akan memperoleh kenikmatan yang kekal. Sebaliknya orang yang mencintai sesuatu melebihi kecintaannya terhadap Allah dan rasul-Nya hanya akan memperoleh kenikmatan nisbi (sementara).

2. Mencintai seseorang karena Allah
Agama mengajarkan cinta dan benci itu bukan karena orangnya, tetapi karena perbuatannya, apakah ia mengikuti ajaran Allah atau malah menyimpang dari ajaran Allah. Jika kita mencintai karena orangnya, seperti karena ia cantik/tampan, atau karena ia kaya, dll.; maka sangat besar kemungkinan kita akan terbutakan oleh cinta itu, sehingga tidak lagi dapat membedakan antara yang baik dan buruk. Jika kita mencintai seseorang karena ia mengikuti ajaran Allah, maka insyaallah hidup kita akan lebih berkualitas karena setiap saat kita akan berusaha memperbaiki diri untuk senantiasa bersama mendekatkan diri kepada Allah.

3. Benci kepada kekufuran seperti benci jika dicampakkan ke dalam api neraka.
Siapapun orangnya, pasti tidak akan mau apabila dimasukkan ke dalam api neraka yang di dalamnya penuh dengan siksaan yang tak pernah kita bayangkan. Dalam suatu riwayat diceritakan oleh Nabi SAW. bahwa siksaan paling ringan dalam neraka adalah seseorang yang cuma berdiri sedangkan otaknya mendidih karena panasnya neraka, na’udzubillah min dzalik. Satu syarat terakhir agar kita bisa merasakan manisnya iman adalah kita harus punya semangat untuk menjauhi kekufuran sama seperti semangat kita untuk tidak mau dimasukkan ke dalam neraka.
Kufur artiya menolak kebenaran, dan orang yang menolak kebenaran dalam Islam disebut kafir. Orang kafir menolak kebenaran, atau perintah Allah, dan mengikuti keinginan hawa nafsunya sendiri.